This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 26 Maret 2015

LAPORAN KEGIATAN MASS BLOOD SURVEY (MBS) DI KEC. NANGARORO 2014

LAPORAN KEGIATAN
MASS BLOOD SURVEY (MBS) DI KEC. NANGARORO 2014



A.      LATAR BELAKANG
Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis. Penyakit tersebut semula banyak ditemukan di daerah rawa-rawa dan dikira disebabkan oleh udara rawa yang buruk, sehingga dikenal sebagai malaria (mal = jelek; aria=udara). Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasi plasmodium yang akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian, terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita dan ibu hamil. Angka kesakitan malaria akan terus meningkat akibat mobilitas penduduk yang relatif cepat dan perubahaan lingkungan (pembukaan hutan, pemukiman dan lain-lain) yang kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan sehat. Hal ini disebabkan masih rendahnya kepedulian berbagai kelompok masyarakat terhadap bahaya malaria dan upaya penanggulangan malaria.
Upaya untuk menekan angka kesakitan dan kematian dilakukan melalui program sebagai berikut :
Penemuan penderita malaria (case detection)
Penemuan penderita adalah suatu upaya untuk menemukan penderita klinis malaria agar dapat terdeteksi secara dini. Tujuannya adalah menemukan penderita secara dini dan memberika pengobatan secepat mungkin, memantau fluktuasi malaria, alat bantu untuk menentukan musim penularan dan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa malaria (KLB). Fakta dan data menunjukkan bahwa masih ada desa-desa endemis tinggi yang belum terjangkau dan belum terlayani. Ada berbagai faktor yang membelenggu masyarakat desa terpencil ini sehingga masih belum terbebas dari penyakit malaria yang sudah turun temurun berkepanjangan. Kondisi geografis, sulitnya transportasi, kondisi lingkungan desa seolah menjadi faktor pembelenggu yang membuat masyarakat desa tak pernah terbebas dari malaria. Oleh karena itu, desa endemis yang terpencil dan sulit terjangkau pelayanan kesehatan inilah yang kita perlu layani dan jangkau dengan kegiatan Mass Blood Survey (MBS).
Mass Blood Survey (MBS)
MBS adalah suatu upaya pencarian dan penemuan penderita yang dilakukan melalui survey malaria didaerah endemis malaria tinggi yang penduduknya tidak lagi menunjukkan gejala spesifik malaria. Tujuan dari MBS untu mencari penderita malaria pada suatu wilayah terutama didaerah endemis tinggi yang sudah tidak menunjukkan adanya gejala klinis yang spesifik pada masyarakat, selain itu untuk menurunkan sumber penularan dengan melakukan pengobatan radikal terhadap semua penderita positif malaria.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan terhadap seluruh penduduk diwilayah tertentntu dengan endemisitas tinggi dengan mengambil SD diperiksa langsung ditempat, bagi penderita yang positif diberikan pengobatan radikal dan waktu pelaksanaan disaat puncak kasus. untuk MBS di trwulan I di tetapkan di 12 lokasi yaitu desa Ulupulu, Degalea, Utetoto, Riti, Woewutu, Podenura, Bidoa, Wokodekororo, Tonggo, Woedoa, Wokowoe, Nataute yang pada Tahun sebelumnya  masih di temukan peningkatan kasus pada 12 Desa tersebut.

B.     TUJUAN PENELITIAN
-          Menurunkan tingkat penularan malaria di daerah endemis tinggi dan jauh dari pelayanan kesehatan dengan cara penemuan penderita positif dan pengobatan yang tepat
-          Penemuan penderita sebelum terinfeksi plasmodium gametosit yang merupakan stadium penularan
C.    Manfaat penelitin
Sebagai alat bantu sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria

D.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Hasil
Dari kegiatan yang di lakukan di 12 Desa ditemukan kasus seperti yang tertera pada table dibawah ini:
1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Rentang Usia
NO
NAMA DESA
JENIS KELAMIN

USIA
P
L
0-5 THN
6-19 THN
20-59 THN
60-100 THN
1
ULUPULU
71
31
24
15
46
17
2
DEGALEA
33
22
10
4
36
2
3
UTETOTO
73
25
23
12
49
14
4
RITI
47
40
8
14
44
9
5
WOEWUTU
8
9
2
2
11
3
6
PODENURA
10
9
6
6
7
0
7
BIDOA
13
3
3
1
8
4
8
WOKODEKORORO
36
32
9
22
27
6
9
TONGGO
42
17
10
7
26
14
10
WOEDOA
23
9
2
7
10
3
11
WOKOWOE
43
40
18
5
35
14
12
NATAUTE
36
30





1.2 Positif Malaria Berdasarkan Jenis Kelamin

NO
NAMA
DESA
JENIS KELAMIN
HASIL
KET
P
L
PF
PV
MIX

1
ULUPULU
0
0
0
0
0

2
DEGALEA
2
2
0
4
0

3
UTETOTO
0
0
0
0
0

4
RITI
0
0
0
0
0

5
WOEWUTU
0
0
0
0
0

6
PODENURA
0
0
0
0
0

7
BIDOA
0
0
0
0
0

8
WOKODEKORORO
1
2
0
3
0

9
TONGGO
0
0
0
0
0

10
WOEDOA
0
2
0
2
0

11
WOKOWOE
0
1
0
1
0

12
NATAUTE
5
4
3
6
0

   
1.3 Positif Malaria Berdasarkan Rentang Usia

NO
NAMA DESA
USIA
HASIL
0-5 THN
6-19 THN
20-59 THN
60-100 THN
PF
PV
MIX
1
ULUPULU
0
0
0
0
0
0
0
2
DEGALEA
1
1
1
0
0
3
0
3
UTETOTO
0
0
0
0
0
0
0
4
RITI
0
0
0
0
0
0
0
5
WOEWUTU
0
0
0
0
0
0
0
6
PODENURA
0
0
0
0
0
0
0
7
BIDOA
0
0
0
0
0
0
0
8
WOKODEKORORO
0
3
0
0
0
0
0
9
TONGGO
0
0
0
0
0
0
0
10
WOEDOA
1
1
0
0
0
1
0
11
WOKOWOE
0
1
0
0
0
1
0
12
NATAUTE
2
4
3
0
3
6
0

2.      PEMBAHASAN
2.1  Penderita Kasus Malaria Berdasarkan Golongan Jenis Kelamin
Berdasarkan table 1.2 diatas  kasus malaria yang terjadi di kecamatan Nangaroro banyak menginfeksi jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan hal ini dikarenakan aktifitas kaum pria lebih banyak di luar pada malam hari, seperti memancing atau sekedar ngobrol santai bersama tetangganya.

2.2  Penderita Kasus Malaria Berdasarkan Golongan Usia
Berdasarkan table 1.3 diatas penderita kasus malaria berdasarkan golongan umur di Kecamatan Nangaroro selama Januari 2014 terjadi pada usia 6-19 tahun yaitu usia-usia sekolah.

2.3  Penderita Kasus Malaria Berdasarkan Tempat
Berdasarkan penyebaran wilayah kasus positif malaria di 19 Desa 1 Kelurahan di Kecamatan Nangaroro selama Tahun 2013 belum ada Desa yang dikategorikan HCI, sedangkan kasus yang terjadi selama bulan Januari tahun 2014 adalah kasus yang paling tinggi di antara 19 Desa 1 Kelurahan adalah Desa Nataute dengan jumlah kasus 9 jiwa, sedangkan urutan ke-2 adalah Desa Degalea dan Wokodekororo dengan jumalh kasus 4 jiwa.

2.4  Kasus Positif Malaria Berdasarkan Plasmodium
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara mikroskopis yang dilakukan pada bulan Januari tahun 2014 ditemukan kasus positif malaria yaitu dengan jenis plasmodium vivax yang paling banyak ditemukan sejumlah 13 kasus.

E.     KESIMPULAN DAN SARAN

a.      KESIMPULAN
Kegiatan MBS yang dilakukan selama ± 1 bulan pada bulan Januari tahun 2014 ditemukan kasus positif malaria di 6 desa dari 12 desa yang dilakukan proses MBS. Kasus yang ditemukan adalah plasmodium vivax dan plasmodium falciparum. Penderita yang ditemukan pada umumnya merupakan penduduk setempat. Adapun beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi petugas pada saat melakukan MBS yaitu penduduk melakukan aktivitas di ladang saat MBS berlangsung, penduduk kurang cooperative sehingga hasil MBS tidak begitu maksimal.

b.      SARAN
1)      Menempatakan/menunjukan salah satu kader di tiap dusun untuk mencermati kalau ada yang panas untuk segera di laporkan kepada petugas malaria sehingga segera dilakukan pemeriksaan dan pengobatan.
2)      Memperkirakan jumlah penduduk yang bekerja di ladang/kebun selama proses MBS dan mengupayakan agar dapat menjangkau orang-orang tersebut
3)      Identifikasi tokoh-tokoh formal yang dapat menyadarkan dan mengajak penduduk setempat untuk memeriksakan darahnya.
4)      Meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan pemerintah untuk melakukan kerja sama yang solid dalam menangani malaria secara komperhensif
5)      Memutuskan mata rantai penularan malaria dengan selalu memperhatikan HOST, AGENT dan ENVIROMENT
6)      Pengamatan secara terus menerus kecendrungan penularan malaria melalui pengumpulan data secara sistematis agar dapat ditentukan penanggulangan yang setepat-tepatnya.
7)      Pengadaan kelambu awal untuk Desa yang ditemukan kasus tertinggi.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.