IMCF (INDONESIA MALARIA CARE
FOUNDATION)
KAB. NAGEKEO, KEC. NANGARORO ( DESA
NATAUTE, DUSUN NANGAMBOA)
PENDAHULUAN
Desa Nataute merupakan
desa yang terletak di wilayah Kecamatan Nangaroro dengan tingkat kejadian kasus
cukup tinggi, Pada tahun 2014 desa Nataute terdapat 16 kasus malaria,menjadi
urutan kedua setelah Kelurahan Nangaroro. Dikaji dari Luas wilayah dan
kepadatan penduduk maka Desa Nataute menjadi urutan pertama yang terjadi kasus
malaria tertinggi dengan tingkat prevalensi/kejadian kasus tertinggi untuk
wilayah Kecamatan Nangaroro.
Hal ini dipandang perlu
karena Karakteristik wilayah, budaya, demografi dan topografi pada umumnya
harus mampu di kaji lebih jauh untuk bisa mengetahui sejauh mana dampak -
dampak wilayah mempengaruhi tingkat kejadian penyakit malaria pada desa Nataute
maka kita terlebih dahulu harus mengetahui karateristik wilayah berdasarkan
pengambilan data Monografi Desa Nataute sebagai berikut :
a. Luas
Wilayah : 14
Km2
b. Batas
wilayah :
Ø Sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Odaute
Ø Sebelah
Selatan berbatasan dengan Laut Sawu
Ø Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Ende
Ø Sebelah
Barat berbatasan dengan Kelurahan Nangaroro
c. Jumlah
penduduk : 703 Orang
Ø Laki
– Laki : 328 Jiwa
Ø Perempuan : 375 Jiwa
d. Jumlah
KK : 154 Kk
e. Sarana
umum terdiri dari
Ø Kapela : 1 buah
Ø Sekolah
SD : 1 buah
Ø TK : 1 Buah
Ø Posyandu :
1 buah
Ø Postu : 1 Buah
Ø Kantor
desa : 1 buah
f. Mata
Pencaharian
Ø Petani
:
140 KK
Ø Pegawai :
13 KK
Ø TNI :
1 KK
g. Luas
Pemukiman
Ø Luas
pekerangan : 1.45 Ha
Ø Luas
Perkebunan : 10,5 ha
Ø Pemukiman
:
2.50 Ha
Dengan
mengetahui karateristik wilayah berdasarkan
data Monografi Desa Nataute maka
kita akan mengetahui tempat-tempat perindukan nyamuk yang berada pada daerah
tersebut. Hal ini dilakukan agar penyakit malaria dapat di berantas secara baik
serta mengalami penurunan kasus, karena penyakit malaria di anggap sebagai
penyakit yang berbahaya bagi manusia.
Penyakit malaria kini sedang
mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di Masyarakat. Hal
ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa. Berdasarkan IMCF terdapat beberapa daerah dalam kurun
waktu bulan januari sampai dengan maret 2015 tercatat jumlah penderita sebanyak
29 kasus dengan jumlah penderita positiv sebanyak 12 orang.
Malaria bukanlah merupakan penyakit baru, namun beberapa tahun
silam penyakit inipun telah menjangkiti seluruh propsinsi di Indonesia dan
menyebabkan orang menderita, serta meninggal dunia, hal ini terjadi sepanjang
tahun yang sering terinveksi, terutama bocah-bocah kecil dengan daya tahan
tubuh ringkih, terinfeksi MALARIA setiap tahun.
MALARIA adalah penyakit menular yang
di sebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles betina yang disertai dengan gejala demam,
pucat, kuning pada mata, kencing warna teh tua, kejang-kejang bahkan berujung
pada kematian . Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah
dan pasien jatuh syok hipovolemik akibat kebocoran plasma.
Malaria merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh nyamuk anopheles betina yang penularannya dari satu penderita
ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk anopheles. Oleh karena itu
langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran MALARIA adalah dengan
memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu
cara untuk memberantas nyamuk MALARIA adalah dengan melakukan Fogging.
Selain itu juga dapat dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan (MBS)
untuk mengetahui sampel darah penderita malaria serta memberantas jentik
nyamuk.
INDONESIA MALARIA CARE FOUNDATION
(IMCF) sebagai salah satu institusi yang melaksanakan fogging merasa bertanggung
jawab untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Sebagai wujud kepedulian itu maka
dilaksanakan program fogging di beberapa desa dan kelurahan. Pelaksanaan fogging
ini didasarkan pada survei kepadatan jentik di desa Nataute (Dusun Nangamboa).
Kegiatan fogging ini didasarkan bahwa di Dusun Nangamboa Desa Nataute telah
terdapat 16 orang yang dinyatakan
positif menderita penyakit malaria.
Desa Nataute, dimungkinkan termasuk
salah satu daerah endemis penyakit malaria dengan indikasi kasus tinggi di
tahun 2014 dan meningkat jumlah kasusnya. Kegiatan fogging ini didasarkan pada
adanya kasus penderita penyakit malaria yang cukup meresahkan masyarakat. Tujuan
kegiatan ini adalah sebagai salah satu
upaya untuk menekan kepadatan vektor penyakit malaria, untuk membunuh sebagian
besar vektor infektif dengan cepat, sehingga rantai penularan segera dapat
diputuskan.
Dalam program pemberantasan penyakit
malaria racun serangga untuk fogging yang digunakan adalah golongan organophosporester
insectisida seperti seruni dan lain-lain. Dosis yang dipakai untuk SERUNI 100
EC adalah SIPEMETRIN 100 g/I. Namun untuk pelaksanaan fogging dengan SERUNI 100
EC harus diencerkan dengan penambahan solar sehingga menjadi larutan dengan
konsentrasi 4-5%. Cara pembuatan larutan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
1:10, 96% EC + 10 liter solar = 500 ml seruni 4,8%; atau 2) 500 ml malathion 50%
EC + 10 liter solar = 500 ml seruni 4,5 %.
METODE PELAKSANAAN
Kerangka pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
v Survei jentik dan perhitungan kepadatan jentik, jumlah dan
jenis tempat perindukan nyamuk
v Survei entomologi
perilaku menggigit nyamuk Anopheles, culex dan aedes dengan penangkapan nyamuk
semalam suntuk.
v Uji dosis obat fogging
v Pembagian Bactived
v Most Blood Survey(MBS)
v Fogging & PSN
v Indoor Residual Spraying
(IRS)
v Pemantauan Kelambu
PENDERITA TURUN
|
Orang sehat
|
|
VEKTOR
(nyamuk)
|
|
Orang sakit
|
|
- SURVEI JENTIK
- MBS
- PENANGAKAPN NYAMUK
- FOGGING
|
|
PENYAKIT MENURUN
|



1 komentar:
tengkiu infonya
Posting Komentar